METODE PELAKSANAAN PEKABARAN INJIL
BAB.I
LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang metode PL tidak dimaksud untuk mencapai bentuk yang sempurna. maka hal itu akan menghalangi karya dan pekerjaan Roh Kudus. maka, metode akan dipergunakan agar segala usaha yang mulia itu berlangsung dalam keadaan tertib dan teratur, dan tidak kacau sebab “Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera” ( I Kor 41 : 33 ).
Dalam pelaksanaan Pl dibutuhkan visi dan bimbingan Roh kudus, kita patut selalu berdoa : “ Veni, Creator, spiritus” ( Datanglah, ya Roh Kudus, sang pencipta). didalam kitab Pl terdapat 3 unsur hakiki dari Pl, ialah :” soteriocentris, ecclesiocentris dan theocentris-eschatologis”. jadi metode-metode yang berperan didalam pelaksanaan pekabaran injil dapat diartikan suatu metode yang alkitabiah dimana kelancaran misi pekabaran injil dapat teralaksana secara maksud dan pengertian dari tujuan misi pekabaran itu sendiri. dan pendekatan misi atau pemberitaan injil dalam praktek pelaksanaannya dan setiap usaha yang praktis ini selalu membutuhkan petunjuk-petunjuk. namun didalam hal ini tidak ada diberikan semacam hukum atau rumusan baku yang dapat berlaku dimana-mana dan untuk setiap kesempatan.
Sebab Alkitab sendiri tidak memberikan hukum atau peraturan yang statis bagaimana Pl dilakukan secara praktis. Alkitab khususnya PB hanya memberikan beberapa pedoman khususnya yang harus dijabarkan lebih lanjut dengan memperhatikan situasi dan kondisi setempat dimana injil harus diberikan.
BAB.II
PENJABARAN BENTUK METODE-METODE DAN PENGERTIANNYA.
Didalam kitab PL dan PB dapat dijabarkan bebera yang akan diajabarkan sebagai berikut :
1. Metode kesaksian perseorangan
Kesaksian ini ialah terjemahan dari “ personal evangelism” atau”individual witness”. yang dimaksudkan disini ialah bahwa subjeck dari PL adalah orang Kristen sendiri, tiap-tiap warga gereja. setiap orang Kristen memiliki tugas-tugas khusus yaitu tugas-panggilan yang sama untuk menyaksikan injil kristus, karna oleh karya penyelamatan Kristus mereka merupakan bagian dari tubuh kristus dan anak Allah di bumi. orang Kristen yang sesungguhnya ialah ciptaan baru “ II Kor 5:7”, manusia baru karena anugerah kristus walaupun Ia tetap manuysia berdosa. ini juga ialah merupakan inti dari pesan Rasul : “ beritakan firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya….”.(II tim 4:2). atau menurut terjemahan Roma khatolik “ maklumkanlah sabda Allah….berkenan atau tidak berkenan” (proclaim the massage, press it home on all occasions or inconvenient”).
Jadi tiap-tiap kesempatan harus dipakai dengan sebaik-baiknya untuk menyasikkan dan memberitakan firman/ sabda Tuhan. dan tugas pemberitaan dan penyaksian itu memang mengandung resiko, bias saja membawa penderitaan, penolakan, olok-olok/pelecehan, bahkan penganiyaan.
Dalam PL juga perseorangan juga harus dihindari untuk memakai terlalu banyak perkataan, sehingga membosankan orang lain untuk atau bahkan menimbulkan kebencian.. setiap orang Kristen adalah “lascar/prajurit kristus”. hendaknya memakai strategi yang tepat. strategi sudah digariskan oleh Yesus kristus sendiri, yakni : “hendaklah kamu cerdik seperti ular, dan tulus-hati seperti burung merpati” ( Mat 10 : 16 ). pokoknya bahwa kesaksian orang Kristen perseorangan pada temlpatnya, tetapi didalam rangka keseluruhan jemaat, karena kesaksian yang paling mempesonakan ialah persekutuan hidup.
2. Metode jemaat missioner
Menjadi Kristen berarti masuk kedalam sebuah”persekutuan”. inilah yang disebut”gereja”. biasa juga disebut “ familia dei” ( keluarga Allah). kesaksian yang paling unggul ialah “ jemaat yang hidup”, dimana firman Allah dan pelayanan berjalan dan berfungsi secara kesatuan dalam persekutuan itu. martyria dan diakonia diwujudkan didalam koinonia.
tetapi untuk mendapatkan gambaran yang ideal di dalam kenyataan, maka setiap jemaat harus merubah dan membarui strukturnya menjadi struktur yang sungguh missioner sesuai pula dengan kondisi tempatnya.
Jemaat Kristen haruslah memasuki oikos, yaitu tempat dimana manusia hidup dan dan berada ( kantor, pabrik, serikat buruh, dunia mahasiswa dal lain-lain.
jemaat smestinya menjadi titik tolak dan menjadi saluran yang tepat bagi injil. sebab strukturnya jangan ditentukan oleh faktor-faktor yang bukan missioner. seluruh kehidupan dan pelayanan jemaat hendaknya merupakan pengungkapan dari syalom ( keselamatan dan damai sejahtera) kerajaan Allah. ini dimasyuirkan didalam “kerygama ( pemberitaan injil) dan martyria ( di hayati dalam persekutuan dan kehidupan bersama “koinonia”.
3. Metode pendekatan menyeluruh
Injil adalah berkenan dengan manusia seutuhnya, baik tubuh, jiwa dan roh. atau injil, ialah berita untuk ,manusia dalam situasi dan kondisi sosialnya juga. namun tujuan injil pada manusia ialah seutuhnya dan seluruhnya. secara konkrit dapat disebutkan disini : produksi dan penyebaran bacaan Kristen , termasuk terjemahan dan p[enyebaran Alkitab, kehadiran Kristen di dalam mass-media ( surat kabar, radio, dan televisi).
Disamping itu, pendekatan yang menyeluruh menyangkut pula kegiatan dan pelayanan dimana-mana. dalam hubungan itu juga perlu mendapat perhatian yang serius adalah pendidikan kaum awam dan pendidikan teologi sebagai pengkaderan warga gereja.
4. metode dialog dan komunikasi
Tuhan Allah mengtus anakNya maupun Rohnya ( Gal 4:4,6). dari sini Allah telah berdialog dengan dunia melalui yesus kristus dan ia juga menyatakan firmanNya dan firman itu menjadi “manusia” serta masuk kedalam oikus dunia. melalui gereja Allah berdialog dengan manusia : “adam dimanakah engkau?” dan Ia menawarkan kepada adam baru yang telah menanggung murka dan dan hukuman Allah untuk menjadikan manusia benar dan baru dan berdamai dengan Allah. dan semua ini diperankan oleh Roh kudus secara langsung.
BAB.III
KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan ini bias dikatakan beberapa metode yang ada didalam penginjilan ialah metode yang diyakini bias membantu berlangsungnya missi penginjilan yang dilakukan didalam pemberitaan firman Tuhan. diantaranya :
1. Metode kesaksian perseorangan
2. Metode jemaat missioner
3. Metode pendekatan menyeluruh
4. Metode dialog dan komunikasi
Berdasarkan keempat (4) metode tersebut di jadikan suatu alat bantu didalam penginjilan didalan missioneri gereja mula-mula dan saat seperti sekarang ini.
syaloom, ini terdapat di buku mana ya?
BalasHapusMohon maaf sebelumnya
BalasHapusAyat Alkitab di latar belakang makalah ini ada kesalahan 😁 seharusnya terdapat di: Korintus 14:33
Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera”
Bukan terdapat di ( I Kor 41 : 33 ).
Terimakasih 😁🙏🏾🙏🏾